Assalamuaalaikum Wr.Wb
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 185).
Idul fitri, hari raya umat Islam, puncak kemenangan ibadah ramadhan baru saja usai, tapi di Indonesia, seperti biasa banyak cerita yang mewarnainya, hal itu tak lepas dari tradisi yang ada di Indonesia, selain beragamnya ritual keagamaan yang wajib dikerjakan , lebaran juga sekaligus menjadi kesempatan untuk menjadi ajang berkumpul keluarga, menikmati pesta kemenangan ibadah yang telah dilakukan sebulan penuh. Tradisi pulang kampung (mudik) , open house dsb menjadi warna tersendiri yang cukup khas dibanding perayaan Idul fitri umat muslim di negara lainnya, hal yang tentunya juga membuat efek yang tidak sedikit pula terhadap jalannya roda ekonomi, politik, sosial di negeri ini. Efek yang ditinjau secara sudut pandang keimanan sebenarnya juga merupakan sebuah berkah, sarana berpikir untuk terus bersyukur kepadaNya dan memperbaiki diri.
Khusus efek terhadap jalannya roda ekonomi, fenomena-fenoma di negeri kita yang sering muncul saat lebaran akan tiba diantaranya adalah
Lebaran adalah saat orang-orang tersenyum berkerumun di pasar ditengah himpitan
infasi..
Lebaran adalah saat motor, mobil,bus , bekerjaran dan berhimpitan di jalan yang
ramai dengan berapa banyak BBM bersubdi dan non bersubsidi yg
dihabiskan dari kota-kota besar ke kota-kota kecil..
Lebaran adalah saat dimana petani, peternak, bersinar cerah wajahnya seperti kawan
lamaku yang kujumpai di kampung yang bercerita berlimpah ruah pesanan telur
kepadanya, walaupun tetap saja kalah untungnya dengan para tengkulak..
Lebaran adalah saat sopir-sopir mengemudi dengan riang mengangguk-angguk
menikmati dangdut kolpo , bergembira banyak kiriman barang di jalan yang
mulus, bersama infrastruktur lain yang ditambal sulam setiap kali musim
mudik tiba..
Lebaran adalah saat dikampungku rumah-rumah bersolek diri , TKI dan perantau yang
memang banyak di kampungku, berduyun-duyun mengirimkan hasil jerih
payahnya untuk orang-orang terkasih di kampung halaman. Hampir setengah
trilyun rupiah , nominal yang kubaca di media untuk karisidenan kediri saja
(kompas.com, 12 agustus 2011) ..
Dan juga lebaran adalah saat semua sendi perekonomian menggeliat di berbagai lapisan,
begitu dinamis, atraktif, dinikmati konglomerat sampai penjual petasan
pinggir jalan, perusahaan besar, sampai usaha rumahan, mall sampai toko baju
pinggir jalan..
Berbagai hal yg sesungguhnya memberikan manfaat bagi kita semua khususnya pemerintah , sang pengendali kebijakan, sebagai sarana pembelajaran yang harus diteliti, diambil hikmah dan evaluasinya , sebagai hal pembanding dalam kondisi biasa. Bulan ramadhan yang sangat begitu rumit permasalahan, harus diatur segala persiapannya dengan sedemikian rupa, mulai dari antisipasi inflasi, penyiapan infrastruktur dsb, berjibaku hebat dengan tantangan yang bahkan lebih rumit dari pada waktu biasanya. Dan akhirnya dengan segala dari persiapan sampai melihat contoh peristiwa-peristiwa yang mewarnai tradisi lebaran diatas , dapat nampak bahan evaluasi yang sangat berharga untuk peningkatan kesejahteraan yang terus menerus naik levelnya pada masa yang akan datang di negeri ini.
Contoh masih terjadinya kesenjangan pendapatan antara petani, peternak, tengkulak, konsumen dalam menikmati rejeki lebaran memberikan hikmah bagi pemikiran kreatif yang sangat mendesak diperlukan untuk memangkas alur barang dari produsen ke konsumen agar mendapatkan pendapatan , harga yang adil serta sama-sama menguntungkan, agar tiada lagi orang muram di pasar memikirkan harga barang yang mahal, atau bahkan tak bisa menikmati sama sekali kebutuhan pokok. Contoh infrastruktur yang terkesan tambal sulam, bisa diambil hikmah dan evaluasinya dengan memperbaiki dan mempercepat pembangunan infrastruktur yg terkonsep jelas agar arus lalu lintas barang bisa lebih lancar dan memberikan efek yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Contoh begitu parahnya kesenjangan pembangunan di kota besar dan kecil yang ditunjukan peristiwa arus mudik besar-besaran , memberikan hikmah harus ada penataan dan pemerataan yang lebih serius dari kota dan desa , kalau saja kita melihat dana yang mengalir ke kampung halaman pada lebaran saja sebegitu besar, kenapa tidak berusaha mengarahkan dana-dana tersebut untuk menjadi lebih produktif? membuat sarana bagi para perantau untuk memiliki kepercayaan diri mengelola dananya untuk membangun kampung halamannya dengan cara membuka lapangan pekerjaan dsb karena selama ini cenderung dana-dana tersebut kebanyakan untuk kegiatan konsumtif, dan akhirnya arus urbanisasi bisa ditekan secara signifikan. Dan juga potensi-potensi lain yang timbul dalam bulan ramadhan, seperti zakat dsb, juga bisa dijadikan pemicu yang hebat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan benar.
Selain itu, begitu banyak contoh-contoh lain yang mengandung berkah dan hikmah, di berbagai bidang , tak melulu soal urusan kesejahteraan seperti politik dan sosial. Damainya negeri ini ketika ramadhan tiba, minim intrik , tipu muslihat politisi di media masa menjadi contoh. Ramainya aktivitas saling berbagi kepada sesama oleh masyarakat. Dan sejuknya hati masing-masing umat dengan toleransi yang teramat tinggi walaupun perbedaan tentang jatuhnya lebaran juga menebar keindahan. Semua terasa begitu dewasa menelaah berbagai ujian yang diberikan negari kita. Alangkah indahnya jika hal itu benar-benar melekat tidak hanya ramadhan tiba saja.
Akhirnya , jika kita renungkan, semuanya terasa begitu sempurna berkah yang dianugrahkanNya kepada bangsa kita, tinggal bagaimana kita melihat, merasakannya dan bersyukur dengan sujud , takbir, dan usaha kita untuk selalu berikhtiar menjadi lebih baik hari demi hari, dan negeri ini menikmati kemenangan hari demi hari, bersama-sama. Tua, muda , kaya, miskin, kota besar, kota kecil, pemimpin dan rakyatnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, semoga kita selalu diberikan jalan untuk selalu menjadi orang-orang yang bersyukur, pandai mengambil hikmah untuk kebaikan , dan bersama-sama ikut berkontribusi demi kebaikan negeri. .
Wassalamualaikum Wr.Wb